Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi
daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki
akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat,
kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan
perubahan aktivitas fisik. Meskipun aktivitas fisik tidak meningkat, tetapi
kebutuhan total energy akan tetap meningkat akibat pembesaran ukuran tubuh.
Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energy, protein,
kalsium, besi, dan zinc.
Energy
Kebutuhan energy pada individu remaja yang
sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Factor yang perlu diperhatikan
untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga.
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energy yang
lebih besar dibandingkan remaja yang kurang aktif. Sumber energy terutama
diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, terigu dan
hasil olahannya, umbi-umbian, jagung, sagu, gula dan lain-lain.
Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa
remaja, karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja,
kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan komposisi
tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari pemasukan energy. Bila
pemasukan energy tidak adekuat, maka protein akan digunakan sebagai sumber
energy, dan ini akan mengakibatkan malnutrisi.
Makanan sumber protein hewani bernilai
biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam
amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Contoh sumber
protein adalah : daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam,
ikan), susu dan hasil olahannya, kedele dan hasil olahannya, kacang-kacangan
dan lain-lain.
Mineral
Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan
zat besi juga meningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang,
khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan massa tulang selama remaja
akan meningkatkan risiko osteopososis pada kehidupan selanjutnya, khususnya
pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan untuk
mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat
besi pada remaja juga meningkat. Zat besi
juga dibutuhkan untuk membentuk mioglobin dalam jaringan otot yang baru.
Untuk mengganti kehilangan zat besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak
membutuhkan zat besi dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki
membutuhkan zat besi untuk proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi
akan meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi
akan menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan setelah pubertas.
Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan oleh vitamin C; dan sebaliknya dihambat
oleh kopi, teh, makanan tinggi serat, suplemen kalsium dan produk susu. Makanan
yang banyak mengandung zat besi adalah : hati, daging merah, daging putih,
kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama
bagi remaja laki-laki. Defisiensi zinc dapat menimbulkan risiko retardasi
mental dan hipogonadisme.
Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin),
riboflavin dan niasin (niacin) pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut
diperlukan untuk membantu proses metabolism energy. Begitu juga dengan folat
dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah
vitamin D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin A, C, dan E
juga dibutuhkan untuk pembentukan dan mendukung fungsi sel baru.
No comments:
Post a Comment