Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak
berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan
ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas
menjadi perhatian serius orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu
sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai
dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu pemahaman terhadap tumbuh kembang
remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas.
Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga
istilah adolesens (dalam bahasa inggris adolescence). Para ahli merumuskan
bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik
bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa
dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih
ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa
pubertas.
Menurut WHO
(1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi
berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :
1
) Masa remaja
awal (10-13 tahun)
2
)
Masa remaja tengah (14-16 tahun)
3
)
Masa remaja akhir (17-19 tahun)
Tumbuh
kembang remaja
Pertumbuhan dan perkembangan remaja merupakan
proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap.
Perkembangan merupakan suatu proses di mana perubahan-perubahan di dalam diri
remaja akan diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga remaja tersebut dapat
berespons dengan baik dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya.
Yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya perubahan fisik,
alat reproduksi, kognitif, dan psikososial.
Perubahan
fisik
Perubahan fisik dan psikologis remaja
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Hormone dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang dikontrol oleh susunan saraf pusat, khususnya di hipotalamus.
Beberapa jenis hormone yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah
hormone pertumbuhan (growth hormone), hormone gonadotropik (gonadotropic
hormone), estrogen, progesterone, serta testosterone.
Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama 1 tahun pertumbuhan, tinggi badan
laki-laki dan perempuan rata-rata meningkat 3,5-4,1 inci (Steinberg, 2007).
Berat badan juga meningkat karena ada perubahan otot pada laki-laki dan
pertambahan lemak pada perempuan.
Perkembangan
karakteristik seks sekunder
Selama masa pubertas terjadi kadar hormonal
yang mempengaruhi karakteristik seks sekunder, seperti hormone androgen pada
laki-laki dan estrogen pada perempuan. karakteristik sekunder pada perempuan
meliputi pertumbuhan bulu rambut pada pubis, pertumbuhan rambut di ketiak,
serta menarche atau menstruasi
pertama. Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis, pembesaran
skrotum, perubahan suara, pertumbuhan kumis dan jenggot, meningkatnya produksi
minyak, meningkatnya timbunan lemak, dan meningkatnya aktivitas kelenjar
sehingga menimbulkan jerawat.
Perubahan bentuk tubuh
Pada laki-laki terjadi perubahan bentuk dada
yang membesar dan membidang, serta jakun lebih menonjol. Sedangkan perubahan
bentuk tubuh pada perempuan seperti pinggul dan payudara yang membesar, serta keadaan
puting susu yang lebih menonjol.
Perkembangan
otak
Pada masa
remaja awal sampai akhir, otak belum sepenuhnya berkembang sempurna, sehingga
pada masa ini kemampuan pengendalian emosi dan mental masih belum stabil.
Beberapa hal
penting yang berkaitan dengan perubahan fisik pada remaja diantaranya adalah
sebagai berikut :
- Tanda-tanda vital : nadi berkisar antara 55-110x/menit, pernapasan berkisar antara 16-20x/menit, dan tekanan darah antara 110/60 - 120/76 mmHg.
- Berat badan bervariasi, untuk laki-laki terjadi kenaikan 5,7-13,2 kg dan perempuan 4,6-10,6 kg.
- Tinggi badan terjadi kenaikan : 26-28 cm dan perempuan 23-28 cm.
- Keadaan gigi lengkap
- Tajam penglihatan 20/20
- Pertumbuhan organ-organ reproduksi
- Pertumbuhan tulang dua kali lipat
- Peningkatan masa otot dan penimbunan lemak
- Pada kulit terjadi peningkatan munculnya jerawat
- Pertumbuhan rambut pada aksila, rambut pubis pada perempuan dan rambut wajah pada laki-laki
Perkembangan
kognitif
Menurut teori Piaget, prinsip perkembangan
kognitif terjadi melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut selalu terjadi
dalam urutan yang sama dan setiap apa yang dibangun dipelajari dalam tahap
sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
Tahap sensorimotor
Tahap sensorimotor berlangsung dari kelahiran
hingga bayi berumur kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, bayi mampu
mengorganisasi dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan dan tindakan
fisik. Ia mampu secara pasif menerima rangsangan-rangsangan dari alat
inderanya; dan secara aktif memberikan respons terhadap rangsangan tersebut
melalui gerakan reflex. Pada akhir tahap ini, pola-pola sensorik dan motoriknya
semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu system symbol yang primitive.
Misalnya, anak usia dua tahun dalam membayangkan sebuah mainan dan memanipulasi
dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Pembangunan fisik
(mobilitas) memungkinkan anak untuk mulai mengembangkan kemampuan intelektual
baru. Beberapa kemampuan bahasa dikembangkan
pada akhir tahap ini.
Tahap paraoperasional
Tahap paraoperasional (toddlerhood dan anak usia dini) berlangsung ketika anak berumur 2-7
tahun. Pada fase ini terjhadi pembentukan konsep yang stabil, penalaran mental,
egosentrisme, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis. Fase ini
juga menunjukkan penggunaan symbol-simbol, bahasa yang matur, memori,
imajinasi, walaupun dilakukan dalam berpikir non logis.
Tahap operasional konkret
Tahap operasional konkret terjadi ketika anak
memasuki usia sekolah (sekolah dasar) sampai awal masa remaja. Tahap ini
dicirikan oleh tujuh jenis konservasi (angka, panjang, cair, masaa, berat, area
dan volume); intelijensi yang ditunjukkan secara logis dan sistematis; serta
manipulasi symbol-simbol yang terkait dengan benda. Dalam upaya memahami alam
sekitarnya, meraka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber
dari panca indra, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang
tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya, dan antara yang bersifat
sementara dengan yang bersifat menetap.
Tahap operasional formal (remaja dan dewasa)
Pada tahap ini sudah mulai berpikir abstrak
dan hipotesis, artinya anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau
mungkin terjadi. Di samping itu, remaja juga sudah mampu berpikir secara
sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan masalah.
Kesimpulannya, individu dapat menjadi lebih baik dari pada fase anak-anak. Hal ini
bisa dilihat dari bagaimana mereka mengamati lingkungan sekitarnya ataupun dari
cara pengambilan keputusan. Remaja dapat berpikir tentang ide-ide abstrak dan
berpikir secara logis sistematis tentang semua masalah. Remaja mulai berpikir
lebih kompleks dan cenderung menjadi multidimensi dalam mempertimbangkan
sesuatu dan fakta-fakta untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Remaja awal
Pada tahap ini, remaja mulai berfokus pada
pengambilan keputusan, baik di dalam rumah ataupun di sekolah. Remaja mulai
menunjukkan cara berpikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan
standar di masyarakat ataupun di sekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah-istilah
sendiri dan mempunyai pandangan, seperti: olahraga yang lebih baik untuk bermain,
memilih kelompok bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan, dan mengenal
cara untuk berpenampilan menarik.
Remaja menengah
Pada tahap ini terjadi peningkatan interaksi
dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi
eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih
kompleks, pada tahap ini remaja seering mengajukan pertanyaan, menganalisis
secara lebih menyeluruh, dan berpikir tentang bagaimana cara mengembangkan
identitas “siapa saya?” pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan
kemungkinan masa depan, tujuan dan membuat rencana sendiri.
Remaja akhir
Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi
pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir,
proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri
masalah-masalah idealism, toleransi, keputusan untuk karier dan pekerjaan,
serta peran orang dewasa dalam masyarakat.
Perkembangan
psikososial
Masa remaja juga merupakan masa transisi
emosional, yang ditandai dengan perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri.
Sebagai remaja dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu
dengan merasa lebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih kompleks dan
abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami kepribadian mereka sendiri dan
berperilaku menurut cara mereka. Transisi social yang dialami oleh remaja
ditunjukkan dengan adanya perubahan hubungan sosial. Salah satu hal yang
penting dalam perubahan social pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk
berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab dengan
lawan jenis.
No comments:
Post a Comment