Banyak masalah kesehatan gigi dan mulut yang
menjadi persoalan bagi para remaja. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
sering kali diabaikan oleh para remaja. Sebaliknya, begitu banyak
kebiasaan-kebiasaan buruk para remaja yang dapat menyebabkan kerusakan pada
gigi dan mulut. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut antara lain : kebiasaan
mengonsumsi makanan manis dan lengket (misalnya: permen, coklat); kebiasaan
mengonsumsi minuman-minuman yang manis dan berkarbonasi; dan kebiasaan merokok.
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering
dialami oleh para remaja, antara lain: gigi berlubang, posisi gigi yang tidak
beraturan/ tidak rapi, adanya pewarnaan pada gigi, gusi berdarah, sariawan, dan
bau mulut. Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut ini apabila tidak segera
diatasi dapat menimbulkan persoalan bagi para remaja nantinya. Selain
mengganggu produktivitas kerja dan pergaulan sehari-hari, masalah kesehatan
gigi juga dapat menimbulkan persoalan pada saat para remaja memasuki dunia
kerja nantinya. Banyak remaja yang harus kecewa karena tidak dapat mewujudkan
cita-citanya memasuki profesi kerja yang diinginkan karena kondisi kesehatan
gigi yang tidak memenuhi persyaratan. Berikut akan dibahas mengenai
masalah-masalah kesehatan gigi yang banyak dialami para remaja.
Gigi
berlubang
Hampir setiap orang pernah merasakan sakit
gigi. Factor penyebabnya bisa bermacam-macam, tetapi kebanyakan orang sakit
gigi karena giginya berlubang besar dan sudah mengenai bagian pulpa. Gigi berlubang
atau karies adalah penyakit jaringan
keras gigi akibat aktivitas bakteri yang menyebabkan terjadinya pelunakan dan
selanjutnya terjadi lubang/ rongga pada gigi.
Proses terjadinya lubang pada gigi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi, yaitu: adanya
bakteri di dalam plak, gula, waktu dan juga gigi itu sendiri. Makanan yang
mengandung gula bisa terselip atau menempel di gigi. Jika tidak dibersihkan
segera setelah makan, maka bakteri akan mengubahnya menjadi asam yang dapat
menurunkan pH rongga mulut. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan demineralisasi/ pelunakan gigi secara
perlahan-lahan. Jika hal ini terus dibiarkan, maka dapat mengakibatkan lubang
pada gigi terus membesar atau meluas. Gigi yang sudah menajdi lubang tidak bisa
utuh lagi. Sekali berlubang akan tetap berlubang, bahkan akan semakin besar dan
dalam.
Perjalanan penyakit gigi berlubang ini
terjadi secara perlahan dan bertahap. Mula-mula lubang gigi ini akan mengenai
lapisan email dan disebut dengan karies email. Apabila karies email ini tidak
segera ditambal, maka akan terus berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu mengenai
lapisan dentin atau disebut karies
dentin. Selanjutnya apabila pada tahap karies dentin belum juga dilakukan
penambalan maka proses lubang pada gigi tersebut akan berlanjut dan akan
mengenai atap pulpa dan menyebabkan terjadinya radang pada pulpa atau dikenal
dengan istilah pulpitis. Orang yang
terkena pulpitis ini akan merasakan rasa sakit yang hebat bila terkena
rangasangan dingin, kemasukan makanan, atau terkena suatu yang keras.
Agar hal-hal tersebut tidak terjadi, maka
perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya karies gigi adalah: mnegurangi frekuensi makan
makanan yang banyak mengandung gula/ karbohidrat, meningkatkan ketahanan gigi,
yaitu dengan aplikasi fluor secara tepat; serta menghilangkan plak bakteri
dengan melakukan sikat gigi secara benar dan teratur. Namun jika kondisi sudah
terlanjut berlubang, maka perlu dilakukan penambalan segera sesuai dengan
lokasi dan tingkat keparahan lubang gigi tersebut.
Gusi
berdarah
Masalah gusi berdarah seringkali dikeluhkan
oleh para remaja. Biasanya terjadi tiba-tiba saat sedang menyikat gigi. Hal ini
menunjukkan adanya peradangan gusi yang disebut dengan gingivitis. Peradangan
pada gusi ini biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut, sehingga
terjadi penumpukan plak yang kemudian dapat mengiritasi gusi.
Gejala yang terlihat pada gusi yang mengalami
peradangan adalah gusi tampak bengkak, kemerahan, lunak dan mudah berdarah saat
mengyikat gigi.
Kunci utama dalam mengatasi radang gusi ini
adalah pembersihan plak dan perbaikan kebersihan mulut. Hal ini dapat dilakukan
dengan menyikat gigi secara benar dan rutin setelah makan dan sebelum tidur,
serta menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan celah antara
dua gigi. Selain itu, perbanyaklah mengonsumsi vitamin C yang berkhasiat untuk
meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah infeksi kuman (termasuk infeksi kuman
penyebab radang gusi), dan mempercepat penyembuhan luka. Sumber vitamin C alami
banyak terdapat pada buah-buahan segar seperti kiwi, jambu biji, jeruk, sirsak,
dan mangga; juga pada sayuran misalnya brokoli.
Sariawan
Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai
macam lesi/ luka yang timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan
yangs sering timbul sehari-hari pada rongga mulut disebut Stomatitis Aftosa Recurent.
Gejala sariawan berupa rasa sakit atau
terbakar selama satu atau dua hari, kemudian timbul luka di rongga mulut. Rasa
sakit dan panas pada sariawan membuat penderitanya susah makan dan minum,
sehingga penderita menjadi lemas. Sariawan bisa menyerang siapa saja, juga para
remaja. Biasanya daerah yang paling sering mengalami sariawan adalah pipi
bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta langit-langit.
Cara mencegah timbulnya sariawan di antaranya
adalah dengan menjaga kebersihan rongga mulut, serta mengonsumsi nutrisi yang
cukup (terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi). Selain itu, jangan
lupa menghindari stress. Namun bila ternyata sariawan selalu hilang timbul,
maka dapat dicoba dengan berkumur air garam hangat dan berkonsultasi ke dokter
gigi.
Bau mulut
Bau mulut atau halitosis pada saat berbicara sering tidak disadari oleh para
penderitanya. Kita baru menyadari saat lawan bicaranya menjauh sedikit demi
sedikit atau memalingkan muka saat berdekatan. Hal ini bisa berlangsung lama
bila tidak ada sahabat atau teman kita yang memberitahu. Setelah menyadari
adanya bau yang tidak sedap keluar dari mulut, maka biasanya orang akan menjadi
minder, rendah diri, dan membatasi berkomunikasi dengan rekannya.
Halitosis 90% disebabkan oleh kurangnya
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan sisanya disebabkan oleh penyakit
kronis yang berhubungan THT, seperti: bronchitis, sinusitis, gingivitis,
tonsillitis, penyakit saluran pencernaan, dan diabetes.
Agar terhindar dari bau mulut, dianjurkan
untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut; menambal gigi berlubang
yang masih dapat dipertahankan; mencabut gigi dan sisa akar gigi yang sudah
tidak dapat dipertahankan lagi; menghindari makanan-makanan yang dapat
menimbulkan bau mulut seperti jengkol, pete, bawang dan durian; serta
menghilangkan kebiasaan merokok. Jangan lupa control ke dokter gigi minimal 6
bulan sekali.
Mal oklusi
Mal oklusi adalah kontak yang tidak baik
antara gigi-gigi atas dan gigi-gigi bawah pada saat rahang menutup. Hal ini
bisa disebabkan oleh letak gigi yang tidak sesuai dalam lengkungnya. Letak gigi
yang tidak baik ini bisa disebabkan oleh: perbandingan ukuran lebar gigi dengan
ukuran lengkung rahang yang tidak sesuai, kebiasaan buruk mendorong gigi dengan
lidah atau mengisap jari, serta akibat dari tanggalnya gigi sulung sebelum
waktunya kerena karies maupun kecelakaan.
Perawatan mal oklusi dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ortodonti atau kawat gigi untuk memperbaiki posisi gigi agar
didapatkan kontak yang baik antara gigi-gigi atas dan gigi-gigi bawah. Tujuan perawatan
ortodonti adalah mendapatkan oklusi yang sehat secara fungsional, dan indah
dari segi estetika.
Pewarnaan
gigi
Pewarnaan gigi dapat mengurangi keindahan
penampilan dan mempengaruhi percaya diri seseorang. Hal ini terjadi pada
anak-anak dan remaja yang sangat memperhatikan penampilannya. Banyak sekali
cara/ teknik perawatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pewarnaan
pada gigi ini. Teknik-teknik perawatan tersebut antara lain dengan veneer/
crown dan bleaching. Perawatan ini harus dikerjakan oleh ahlinya sesuai dengan
metode standar yang berlaku, agar diperoleh hasil yang baik dan aman.
No comments:
Post a Comment