Sunday, June 10, 2012

Tumbuh Kembang Remaja

Tumbuh Kembang Remaja

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.
Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :
1
)     Masa remaja awal (10-13 tahun)
2
)     Masa remaja tengah (14-16 tahun)
3
)     Masa remaja akhir (17-19 tahun)

Tumbuh kembang remaja
Pertumbuhan dan perkembangan remaja merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Perkembangan merupakan suatu proses di mana perubahan-perubahan di dalam diri remaja akan diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga remaja tersebut dapat berespons dengan baik dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya perubahan fisik, alat reproduksi, kognitif, dan psikososial.

Perubahan fisik
Perubahan fisik dan psikologis remaja disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Hormone dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dikontrol oleh susunan saraf pusat, khususnya di hipotalamus. Beberapa jenis hormone yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah hormone pertumbuhan (growth hormone), hormone gonadotropik (gonadotropic hormone), estrogen, progesterone, serta testosterone.
Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama 1 tahun pertumbuhan, tinggi badan laki-laki dan perempuan rata-rata meningkat 3,5-4,1 inci (Steinberg, 2007). Berat badan juga meningkat karena ada perubahan otot pada laki-laki dan pertambahan lemak pada perempuan.

Perkembangan karakteristik seks sekunder

Selama masa pubertas terjadi kadar hormonal yang mempengaruhi karakteristik seks sekunder, seperti hormone androgen pada laki-laki dan estrogen pada perempuan. karakteristik sekunder pada perempuan meliputi pertumbuhan bulu rambut pada pubis, pertumbuhan rambut di ketiak, serta menarche atau menstruasi pertama. Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis, pembesaran skrotum, perubahan suara, pertumbuhan kumis dan jenggot, meningkatnya produksi minyak, meningkatnya timbunan lemak, dan meningkatnya aktivitas kelenjar sehingga menimbulkan jerawat.
Perubahan bentuk tubuh
Pada laki-laki terjadi perubahan bentuk dada yang membesar dan membidang, serta jakun lebih menonjol. Sedangkan perubahan bentuk tubuh pada perempuan seperti pinggul dan payudara yang membesar, serta keadaan puting susu yang lebih menonjol.
Perkembangan otak
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak belum sepenuhnya berkembang sempurna, sehingga pada masa ini kemampuan pengendalian emosi dan mental masih belum stabil.
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan perubahan fisik pada remaja diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Tanda-tanda vital : nadi berkisar antara 55-110x/menit, pernapasan berkisar antara 16-20x/menit, dan tekanan  darah antara 110/60 - 120/76 mmHg.
  2. Berat badan bervariasi, untuk laki-laki terjadi kenaikan 5,7-13,2 kg dan perempuan 4,6-10,6 kg.
  3. Tinggi badan terjadi kenaikan : 26-28 cm dan perempuan 23-28 cm.
  4. Keadaan gigi lengkap
  5. Tajam penglihatan 20/20
  6. Pertumbuhan organ-organ reproduksi
  7. Pertumbuhan tulang dua kali lipat
  8. Peningkatan masa otot dan penimbunan lemak
  9. Pada kulit terjadi peningkatan munculnya jerawat
  10. Pertumbuhan rambut pada aksila, rambut pubis pada perempuan dan rambut wajah pada laki-laki

Perkembangan kognitif
Menurut teori Piaget, prinsip perkembangan kognitif terjadi melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut selalu terjadi dalam urutan yang sama dan setiap apa yang dibangun dipelajari dalam tahap sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
Tahap sensorimotor
Tahap sensorimotor berlangsung dari kelahiran hingga bayi berumur kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, bayi mampu mengorganisasi dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan dan tindakan fisik. Ia mampu secara pasif menerima rangsangan-rangsangan dari alat inderanya; dan secara aktif memberikan respons terhadap rangsangan tersebut melalui gerakan reflex. Pada akhir tahap ini, pola-pola sensorik dan motoriknya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu system symbol yang primitive. Misalnya, anak usia dua tahun dalam membayangkan sebuah mainan dan memanipulasi dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Pembangunan fisik (mobilitas) memungkinkan anak untuk mulai mengembangkan kemampuan intelektual baru. Beberapa kemampuan bahasa dikembangkan  pada akhir tahap ini.
Tahap paraoperasional
Tahap paraoperasional (toddlerhood dan anak usia dini) berlangsung ketika anak berumur 2-7 tahun. Pada fase ini terjhadi pembentukan konsep yang stabil, penalaran mental, egosentrisme, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis. Fase ini juga menunjukkan penggunaan symbol-simbol, bahasa yang matur, memori, imajinasi, walaupun dilakukan dalam berpikir non logis.
Tahap operasional konkret
Tahap operasional konkret terjadi ketika anak memasuki usia sekolah (sekolah dasar) sampai awal masa remaja. Tahap ini dicirikan oleh tujuh jenis konservasi (angka, panjang, cair, masaa, berat, area dan volume); intelijensi yang ditunjukkan secara logis dan sistematis; serta manipulasi symbol-simbol yang terkait dengan benda. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, meraka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indra, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya, dan antara yang bersifat sementara dengan yang bersifat menetap.
Tahap operasional formal (remaja dan dewasa)
Pada tahap ini sudah mulai berpikir abstrak dan hipotesis, artinya anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi. Di samping itu, remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan masalah. Kesimpulannya, individu dapat menjadi lebih baik dari pada fase anak-anak. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka mengamati lingkungan sekitarnya ataupun dari cara pengambilan keputusan. Remaja dapat berpikir tentang ide-ide abstrak dan berpikir secara logis sistematis tentang semua masalah. Remaja mulai berpikir lebih kompleks dan cenderung menjadi multidimensi dalam mempertimbangkan sesuatu dan fakta-fakta untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Remaja awal
Pada tahap ini, remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam rumah ataupun di sekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berpikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan standar di masyarakat ataupun di sekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah-istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti: olahraga yang lebih baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan, dan mengenal cara untuk berpenampilan menarik.
Remaja menengah
Pada tahap ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahap ini remaja seering mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh, dan berpikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “siapa saya?” pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan dan membuat rencana sendiri.
Remaja akhir
Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir, proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri masalah-masalah idealism, toleransi, keputusan untuk karier dan pekerjaan, serta peran orang dewasa dalam masyarakat.
Perkembangan psikososial
Masa remaja juga merupakan masa transisi emosional, yang ditandai dengan perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri. Sebagai remaja dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa lebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih kompleks dan abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami kepribadian mereka sendiri dan berperilaku menurut cara mereka. Transisi social yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan adanya perubahan hubungan sosial. Salah satu hal yang penting dalam perubahan social pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab dengan lawan jenis.

No comments:

Post a Comment